Rabu, 13 Juni 2012

Laporan Wawancara Lansia Di Masa Pendidikan Awal Kemerdekaan


Nama   : Imam Susilo Adhi
NIM    : 11105244004
Prodi   : TP
Makul  : Pendidikan Nasional
Dosen  : Eko Budi Prasetyo, M,Pd.

LAPORAN HASIL WAWANCARA DENGAN LANSIA MENGENAI SEPUTAR PENDIDIKAN DI MASA AWAL KEMERDEKAAN

Nama Narasumber      : Towinadi
Usia                             : 80 Tahun
Alamat                                    : Samiran, Parangtritis, Kretek, Bantul, Yogyakarta.

PERTANYAAN :
1.      Apakah simbah dulu pernah bersekolah?
2.      Pada masa penjajahan belanda atau jepang simbah bersekolah?
3.      Bagaimana cerita sekolah pada masa itu?
4.      Bagamana sekolah pada masa awal kemerdekaan negara indonesia?

JAWABAN DAN LAPORAN :
Simbah Towinadi dahulu tidak bersekolah karena himpitan ekonomi dan aturan dari pemerintah kolonial Belenda yang mengharuskan orang kaya yang bisa bersekolah. Oleh karena itu, simbah Towinadi tidak bisa bercerita tentang sekolah pada nasa itu. Simbah Towinadi lahir pada masa penjajahan Belanda masih di yogyakarta. Sampai umur simbah yang belasan tahun jepang memasuki yogyakarta dan menggeser kedudukan belanda dari yogyakata. Sampai di umur simbah yang sudaj berkepala dua akhirnya simbah menikah. Dan di karuniai 5 anak. Masing-masing adalah Tumir, Kari, Marsih, Tukirah, Dan yang terakhir adalah Kadisan.

Simbah bisa bercerita sedikit tentang sekolahan pada masa awal kenerdekaan karena simbah pernah meyekolahkan kelima anaknya walaupun semuanya tidak tamat dan sampai di jenjang SMA. Simbah bercerita dari anak yang paling tua yang bernama tumir. Tumir dulu disekolahkan hanya sampai di itngkat Sekolah Dasar. Begitu pula dengan kari dan marsih. Namun, tukirah dan kadisan bersekolah sampai di tingkat SMA. Tumir, kari, dan marsih di sekolahkan hanya sampai di tingkat SD karena mereka bertiga bersekolah di usia yang masih kecil dan masih didukuki oleh jepang. Pemerintah jepang di kenal sebagai penjajah yang paling kejam. Oleh karenanya, simbah melarang ketiga anaknya tersebut untuk tidak melanjutkan ke SMP karena SMPnya jauh dari rumah dan simbah takut jika ketiga anaknya tersebut nanti akan di jadikan jepang sebagai pasukannya.

Berbeda cerita dari ketiga anaknya, nasib tukirah dan kadisan lebih beruntung. Karena mereka berdua lahir setelah indonesia merdeka. Oleh karena itu tukirah dan kadisan bisa bersekolah sampai di tingkat SMA. Bisa dikatan, pendidikan yang di alami tukirah dan kadisan adalah pendidkan di era Orde Lama. Yaitu di tahun 1945-1965. Namun pendidkan yang berlangsung di era Orde Lama tersebut berlangsung diam-diam, karena untuk menyusun strategi mengusir penjajah dari indonesia. Menurut simbah Towinadi, pelaksanaan pendidkan yang sedemiakin rumitnya adalah untuk mensiasati penjajah dan juga menyiapkan generasi pemida dan pemudi yang bermutu dan tentunya untuk memajukan indonesia di masa mendatang.

Sekolah di era Orde Lama ini merupakn sekolah yang bersifat keguruan. Adapun jenjang sekolah pada masa awal kemerdekaan indonesia adalah sebagai berikut :

1.      Sekolah Guru Bawah (SGB atau SG 4 TAHUN)
Murid yang diterima masuk kelas 1. SGB adalah tamatan SR. Yang lulus dalam ujianmasuk SLP. Lama pengajaran adalah 4 tahun. Pada dasarnya pelajaran 4 tahun itu samadengan 3 tahun pelajaran umum (smp), ditambah 1 tahun pelajaran kejuruan.

2.      Sekolah Guru A (SGA atau Sekolah 6 tahun)
Yang dapat bersekolah di SGA adalah pemegang ijazah SGB, dan Siswa SGB naik kelas dari 3 ke 4 melalui seleksi, serta tamatan SMP.

3.      Sekolah Guru C (SGC atau SG 2 TAHUN)
Lama 2 tahun pada anak-anak tamatan SR dan dapat disamakan dengan CVO atauOVVO pada zaman penjajahan Belanda. Usaha ini hanya berjalan kurang lebih 1,5 tahun,karena tidak mendapat dukungan dari masyarakat. Beberapa dari sekolah-sekolah itudiubah menjadi SGB.

Di masa awal kemerdekaan atau di era Orde Lama ada juga sekolah yang bersifat kursus kejuruan. Adapun sekolah-sekolah tersebut adalah :

1.      Kursus-kursus Guru
Pemerintah membuka kursus–kursus Guru dengan 2 macam tujuan Memperbaiki mutu guru-guru SD yang belum memiliki ijazah SGB, Memperluas pengetahuan guru-guru SR ynag telah memilki ijazah SGB dan yang sederajat, sehingga mereka dapat mencapai ijazah SGA. Untuk membuka tujuan pemerintah tersebut pemerintah membuka Kursus lisan Persamaan SGB (KLPSGB), Rukun Belajar Kursus Tertulis Persamaan SGB,disingkat menjadi RBB Kursus Guru B (KGB). Lalu untuk memcapai tujuan kedua Kursus Lisan Persamaan SGA (KLPSGA)-Rukun Belajar Kursus Tertulis Persamaan SGA (RBA)-Kursus Guru A (KGA)

2. KLP SGB
Kursus ini lamanya 4 tahun dan diberikan secara lisan pada waktu petang hari. Para pengajarnya adalah guru-guru yang pada pagi hari mengajar di Sekolah Lanjutansetempat. Mata pelajaran yang diberikan sama dengan di SGB, kecuali praktek mengajar.

3. KKLP SGA
Lama pelajaran 2 tahun dan dibeikan secara lisan pada waktu petang hari. Yang mengajar dan memimpinnya pada umunya guru-guru SGA. Sekolah Guru AtasD. RBB dan RBA.

KESIMPULAN
Berdasarkan cerita dari simbah Towinadi maka simpulan yang dapat saya tarik adalah bahwa pendidikan yang berlangsung di era orde lama adalah pendidkan yang bersifat keguruan dan kursus kejuruan. Pendidkan yang berlansung secara sembunyi-sembunyi karena untuk mensiasati penjajah. Tujuan dari pendidikan di orde lama adala untuk menyiapkan genersi bangsa yang bermutu dan untyk memajukan bangsa indonesia dimasa mendatang.

0 komentar:

Posting Komentar