Nama : Imam Susilo Adhi
NIM : 11105244004
Prodi : TP
Makul : Pendidikan Nasional
Dosen : Eko Budi Prasetyo, M,Pd.
LAPORAN HASIL WAWANCARA DENGAN
LANSIA MENGENAI SEPUTAR PENDIDIKAN DI MASA AWAL KEMERDEKAAN
Nama
Narasumber : Towinadi
Usia : 80 Tahun
Alamat : Samiran,
Parangtritis, Kretek, Bantul, Yogyakarta.
PERTANYAAN :
1. Apakah
simbah dulu pernah bersekolah?
2. Pada
masa penjajahan belanda atau jepang simbah bersekolah?
3. Bagaimana
cerita sekolah pada masa itu?
4. Bagamana
sekolah pada masa awal kemerdekaan negara indonesia?
JAWABAN DAN LAPORAN :
Simbah
Towinadi dahulu tidak bersekolah karena himpitan ekonomi dan aturan dari
pemerintah kolonial Belenda yang mengharuskan orang kaya yang bisa bersekolah.
Oleh karena itu, simbah Towinadi tidak bisa bercerita tentang sekolah pada nasa
itu. Simbah Towinadi lahir pada masa penjajahan Belanda masih di yogyakarta.
Sampai umur simbah yang belasan tahun jepang memasuki yogyakarta dan menggeser
kedudukan belanda dari yogyakata. Sampai di umur simbah yang sudaj berkepala
dua akhirnya simbah menikah. Dan di karuniai 5 anak. Masing-masing adalah
Tumir, Kari, Marsih, Tukirah, Dan yang terakhir adalah Kadisan.
Simbah
bisa bercerita sedikit tentang sekolahan pada masa awal kenerdekaan karena
simbah pernah meyekolahkan kelima anaknya walaupun semuanya tidak tamat dan
sampai di jenjang SMA. Simbah bercerita dari anak yang paling tua yang bernama
tumir. Tumir dulu disekolahkan hanya sampai di itngkat Sekolah Dasar. Begitu
pula dengan kari dan marsih. Namun, tukirah dan kadisan bersekolah sampai di
tingkat SMA. Tumir, kari, dan marsih di sekolahkan hanya sampai di tingkat SD
karena mereka bertiga bersekolah di usia yang masih kecil dan masih didukuki
oleh jepang. Pemerintah jepang di kenal sebagai penjajah yang paling kejam. Oleh
karenanya, simbah melarang ketiga anaknya tersebut untuk tidak melanjutkan ke
SMP karena SMPnya jauh dari rumah dan simbah takut jika ketiga anaknya tersebut
nanti akan di jadikan jepang sebagai pasukannya.
Berbeda
cerita dari ketiga anaknya, nasib tukirah dan kadisan lebih beruntung. Karena
mereka berdua lahir setelah indonesia merdeka. Oleh karena itu tukirah dan
kadisan bisa bersekolah sampai di tingkat SMA. Bisa dikatan, pendidikan yang di
alami tukirah dan kadisan adalah pendidkan di era Orde Lama. Yaitu di tahun
1945-1965. Namun pendidkan yang berlangsung di era Orde Lama tersebut
berlangsung diam-diam, karena untuk menyusun strategi mengusir penjajah dari
indonesia. Menurut simbah Towinadi, pelaksanaan pendidkan yang sedemiakin
rumitnya adalah untuk mensiasati penjajah dan juga menyiapkan generasi pemida
dan pemudi yang bermutu dan tentunya untuk memajukan indonesia di masa
mendatang.
Sekolah
di era Orde Lama ini merupakn sekolah yang bersifat keguruan. Adapun jenjang
sekolah pada masa awal kemerdekaan indonesia adalah sebagai berikut :
1. Sekolah
Guru Bawah (SGB atau SG 4 TAHUN)
Murid
yang diterima masuk kelas 1. SGB adalah tamatan SR. Yang lulus dalam ujianmasuk
SLP. Lama pengajaran adalah 4 tahun. Pada dasarnya pelajaran 4 tahun itu
samadengan 3 tahun pelajaran umum (smp), ditambah 1 tahun pelajaran kejuruan.
2. Sekolah
Guru A (SGA atau Sekolah 6 tahun)
Yang
dapat bersekolah di SGA adalah pemegang ijazah SGB, dan Siswa SGB naik kelas
dari 3 ke 4 melalui seleksi, serta tamatan SMP.
3. Sekolah
Guru C (SGC atau SG 2 TAHUN)
Lama 2 tahun
pada anak-anak tamatan SR dan dapat disamakan dengan CVO atauOVVO pada zaman
penjajahan Belanda. Usaha ini hanya berjalan kurang lebih 1,5 tahun,karena
tidak mendapat dukungan dari masyarakat. Beberapa dari sekolah-sekolah itudiubah
menjadi SGB.
Di
masa awal kemerdekaan atau di era Orde Lama ada juga sekolah yang bersifat
kursus kejuruan. Adapun sekolah-sekolah tersebut adalah :
1. Kursus-kursus
Guru
Pemerintah membuka kursus–kursus Guru
dengan 2 macam tujuan Memperbaiki mutu guru-guru SD yang belum memiliki ijazah
SGB, Memperluas pengetahuan guru-guru SR ynag telah memilki ijazah SGB dan yang
sederajat, sehingga mereka dapat mencapai ijazah SGA. Untuk membuka tujuan
pemerintah tersebut pemerintah membuka Kursus lisan Persamaan SGB (KLPSGB), Rukun
Belajar Kursus Tertulis Persamaan SGB,disingkat menjadi RBB Kursus Guru B (KGB).
Lalu untuk memcapai tujuan kedua Kursus Lisan Persamaan SGA (KLPSGA)-Rukun
Belajar Kursus Tertulis Persamaan SGA (RBA)-Kursus Guru A (KGA)
2.
KLP SGB
Kursus ini lamanya 4 tahun dan diberikan
secara lisan pada waktu petang hari. Para pengajarnya adalah guru-guru yang
pada pagi hari mengajar di Sekolah Lanjutansetempat. Mata pelajaran yang
diberikan sama dengan di SGB, kecuali praktek mengajar.
3.
KKLP SGA
Lama pelajaran 2 tahun dan dibeikan
secara lisan pada waktu petang hari. Yang mengajar dan memimpinnya pada umunya guru-guru
SGA. Sekolah Guru AtasD. RBB dan RBA.
KESIMPULAN
Berdasarkan
cerita dari simbah Towinadi maka simpulan yang dapat saya tarik adalah bahwa pendidikan
yang berlangsung di era orde lama adalah pendidkan yang bersifat keguruan dan
kursus kejuruan. Pendidkan yang berlansung secara sembunyi-sembunyi karena
untuk mensiasati penjajah. Tujuan dari pendidikan di orde lama adala untuk
menyiapkan genersi bangsa yang bermutu dan untyk memajukan bangsa indonesia
dimasa mendatang.
0 komentar:
Posting Komentar