NAMA : IMAM SUSILO ADHI
NIM :
11105244004
PRODI : TEKNOLOGI PENDIDIKAN
TUGAS INDIVIDU
BELAJAR MENCAKUP KONSEP KOGNITIF,
AFEKTIF, DAN PSIKOMOTORIK
DOSEN : HARYANTO. Dr.
Bukti
bahwa kegiatan belajar mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik
adalah seperti yang di kemukakan oleh Bloom, yang kemudian sering di juluki
dengan Taksonomi Bloom. Taksonomi Bloom merujuk pada tujuan pendidikan.
Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956.
Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah,
kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang
lebih rinci berdasarkan hirarkinya.
Tujuan
pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
·
Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang
berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti
pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
·
Affective Domain (Ranah Afektif) berisi
perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat,
sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
·
Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor)
berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti
tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
Beberapa
istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan ketiga domain
tersebut di antaranya seperti yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantoro, yaitu:
cipta, rasa, dan karsa. Selain itu, juga dikenal istilah: penalaran,
penghayatan, dan pengamalan.
Dari
setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori
yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang
sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap
tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih
rendah, seperti misalnya dalam ranah kognitif, untuk mencapai “pemahaman” yang
berada di tingkatan kedua juga diperlukan “pengetahuan” yang ada pada tingkatan
pertama
.
Adapun
rincian dari masing-masing tujuan di atas adalah :
1. Domain
Kognitif
Bloom
membagi domain kognisi ke dalam 6 tingkatan. Domain ini terdiri dari dua
bagian: Bagian pertama berupa adalah Pengetahuan (kategori 1) dan bagian kedua
berupa Kemampuan dan Keterampilan Intelektual (kategori 2-6).
a. Pengetahuan
(Knowledge)
Berisikan
kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta,
gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dsb. Sebagai contoh, ketika
diminta menjelaskan manajemen kualitas, orang yg berada di level ini bisa
menguraikan dengan baik definisi dari kualitas, karakteristik produk yang
berkualitas, standar kualitas minimum untuk produk,
b. Aplikasi
(Application)
Di
tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode,
rumus, teori, dsb di dalam kondisi kerja. Sebagai contoh, ketika diberi
informasi tentang penyebab meningkatnya reject di produksi, seseorang yg berada
di tingkat aplikasi akan mampu merangkum dan menggambarkan penyebab turunnya
kualitas dalam bentuk fish bone diagram.
c. Analisis
(Analysis)
Di
tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisis informasi yang masuk dan
membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil
untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan
faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yg rumit. Sebagai contoh, di
level ini seseorang akan mampu memilah-milah penyebab meningkatnya reject,
membanding-bandingkan tingkat keparahan dari setiap penyebab, dan menggolongkan
setiap penyebab ke dalam tingkat keparahan yg ditimbulkan.
d. Sintesis
(Synthesis)
Satu
tingkat di atas analisis, seseorang di tingkat sintesa akan mampu menjelaskan
struktur atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan
mampu mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan
solusi yg dibutuhkan. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas
mampu memberikan solusi untuk menurunkan tingkat reject di produksi berdasarkan
pengamatannya terhadap semua penyebab turunnya kualitas produk.
e. Evaluasi
(Evaluation)
Dikenali
dari kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi,
dsb dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yg ada untuk memastikan
nilai efektivitas atau manfaatnya. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang
manajer kualitas harus mampu menilai alternatif solusi yg sesuai untuk
dijalankan berdasarkan efektivitas, urgensi, nilai manfaat, nilai ekonomis,
dsb.
2. Domain
Afektif
Pembagian
domain ini disusun Bloom bersama dengan David Krathwol.
a. Penerimaan
(Receiving/Attending)
Kesediaan
untuk menyadari adanya suatu fenomena di lingkungannya. Dalam pengajaran
bentuknya berupa mendapatkan perhatian, mempertahankannya, dan mengarahkannya.
b. Tanggapan
(Responding)
Memberikan
reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya. Meliputi persetujuan,
kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan tanggapan.
c. Penghargaan
(Valuing)
Berkaitan
dengan harga atau nilai yang diterapkan pada suatu objek, fenomena, atau
tingkah laku. Penilaian berdasar pada internalisasi dari serangkaian nilai
tertentu yang diekspresikan ke dalam tingkah laku.
d. Pengorganisasian
(Organization)
Memadukan
nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik di antaranya, dan membentuk
suatu sistem nilai yang konsisten.
e. Karakterisasi
Berdasarkan Nilai-nilai (Characterization by a Value or Value Complex)
Memiliki
sistem nilai yang mengendalikan tingkah-lakunya sehingga menjadi karakteristik
gaya-hidupnya.
3. Domain
Psikomotor
Rincian
dalam domain ini tidak dibuat oleh Bloom, tapi oleh ahli lain berdasarkan
domain yang dibuat Bloom.
a. Persepsi
(Perception)
Penggunaan
alat indera untuk menjadi pegangan dalam membantu gerakan.
b. Kesiapan
(Set)
Kesiapan
fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan.
c. Guided
Response (Respon Terpimpin)
Tahap
awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, termasuk di dalamnya imitasi
dan gerakan coba-coba.
d. Mekanisme
(Mechanism)
Membiasakan
gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga tampil dengan meyakinkan dan
cakap.
e. Respon
Tampak yang Kompleks (Complex Overt Response)
Gerakan
motoris yang terampil yang di dalamnya terdiri dari pola-pola gerakan yang
kompleks.
f. Penyesuaian
(Adaptation)
Keterampilan
yang sudah berkembang sehingga dapat disesuaikan dalam berbagai situasi.
g. Penciptaan
(Origination)
Membuat
pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi atau permasalahan tertentu.
Ø Ada
pendapat lain tentang aspek psikomotorik. Menurut Davc (1970) klasifikasi
tujuan domain psikomotor terbagi lima kategori yaitu :
a. Peniruan
Terjadi
ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberi respons serupa dengan yang
diamati. Mengurangi koordinasi dan kontrol otot-otot saraf. Peniruan ini pada
umumnya dalam bentuk global dan tidak sempurna.
b. Manipulasi
Menekankan
perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan, gerakan-gerakan
pilihan yang menetapkan suatu penampilan melalui latihan. Pada tingkat ini
siswa menampilkan sesuatu menurut petunjuk-petunjuk tidak hanya meniru tingkah
laku saja.
c. Ketetapan
Memerlukan
kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan.
Respon-respon lebih terkoreksi dan kesalahan-kesalahan dibatasi sampai pada
tingkat minimum.
d. Artikulasi
Menekankan
koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat dan
mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal di natara gerakan-gerakan
yang berbeda.
e. Pengalamiahan
Menurut
tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan energi fisik
maupun psikis. Gerakannya dilakukan secara rutin. Pengalamiahan merupakan
tingkat kemampuan tertinggi dalam domain psikomotorik.
Dari
penjelasan di atas dapat dilihat bahwa domain psikomotorik dalam taksonomi
instruksional pengajaran adalah lebih mengorientasikan pada proses tingkah laku
atau pelaksanaan, di mana sebagai fungsinya adalah untuk meneruskan nilai yang
terdapat lewat kognitif dan diinternalisasikan lewat afektif sehingga
mengorganisasi dan diaplikasikan dalam bentuk nyata oleh domain psikomotorik
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Bloom,
B. S. ed. et al. (1956). Taxonomy of
Educational Objectives: Handbook 1, Cognitive Domain. New York: David
McKay.
Gronlund,
N. E. (1978). Stating Objectives for
Classroom Instruction 2nd ed. New York: Macmilan Publishing.
Krathwohl,
D. R. ed. et al. (1964). Taxonomy of
Educational Objectives: Handbook II, Affective Domain. New York: David
McKay.
Abin
Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi
Pendidikan. Bandung : PT Rosda Karya Remaja.
Gendler,
Margaret E..1992. Learning &
Instruction; Theory Into Practice. New York: McMillan Publishing.
Moh.
Surya. 1997. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran.
Bandung PPB - IKIP Bandung.
Muhibbin
Syah. 2003. Psikologi Belajar.
Jakarta : PT Raja Grafindo.
Nana
Syaodih Sukmadinata. 2005. Landasan
Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya.
W.
Gulo. 2005. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta : Grasindo.
http://arisandi.com/aspek-kecerdasan-kognitif-afektif-dan-psikomotorik/.
Di unduh pada tanggal 20 Maret 2012, pukul 17.53 WIB.
0 komentar:
Posting Komentar